Pinjaman dari Bank Dunia untuk Rekonstruksi

Posted by

Sejak musim panas 2014, ISIS telah menduduki sebagian besar wilayah di utara dan barat Irak, namun wilayah Diyala dan Salahuddin sudah direbut kembali oleh milisi Syiah, angkatan bersenjata Kurdi dan pasukan keamanan Irak, Mereka juga ditolong oleh serangan udara yang dipimpin oleh Amerika Serikat.


Irak dan Bank Dunia menandatangani perjanjian pinjaman sebesar US$350 juta pada Minggu (12/7) untuk mendanai rekonstruksi kota-kota yang sempat diduduki militan ISIS. Peminjaman tersebut adalah bantuan internasional pertama yang diterima Irak dalam upaya membangun ulang wilayah yang porak-poranda akibat perang.

Menteri Keuangan Irak Hoshiyar Zebari mengatakan bahwa sepertiga dari uang tersebut akan digunakan untuk memperbaiki jalanan dan jembatan. Jumlah yang sama juga akan dialokasikan untuk memulihkan jaringan listrik, air dan limbah.

Irak menghadapi defisit anggaran hingga US$20 miliar tahun ini akibat pendapatan minyak yang rendah dan biaya yang dikeluarkan untuk berperang melawan militan ISIS.

"Ini adalah bantuan nyata pertama yang diberikan kepada kami untuk rekonstruksi dan stabilisasi guna memenormalisasi hidup di wilayah yang telah dibebaskan dari ISIS," kata Zebari pada saat menandatangani perjanjian dengan Bank Dunia.

Dia menambahkan, pinjaman dengan bunga satu persen selama 15 tahun dan masa tenggang selama lima tahun.

Irak juga telah menerima janji dukungan dana untuk rekonstruksi di negaranya dari AS, Uni Eropa, Jepang dan negara-negara di Eropa. Namun, kata Zebari, pinjaman dari Bank Dunia adalah yang pertama kali terwujud.


Blog, Updated at: 04.02

0 comments:

Posting Komentar